Fakultas Ekologi Manusia

Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor

Jumat, 18 Oktober 2013

Hasil Praktikum Pengantar Ekologi Keluarga

Baru-baru ini Saya sebagai mahasiswa Ilmu Keluarga dan Konsumen  mendapat tugas praktikum mata kuliah Pengantar Ekologi Keluarga oleh ibu Dr. Ir. Euis Sunarti, M.S mengenai lingkungan internal dan eksternal keluarga, setelah mendapat kuliah mengenai proses transaksi yang melandasi proses ekosistem, yaitu perceiving, deciding, spacing, dan, valuing. Kami ditugaskan untuk mencari keluarga yang rumahnya bersedia untuk dibedah. Tujuan praktikum ini adalah untuk membantu keluarga merubah perilakunya dengan memberikan contoh kepada keluarga tersebut bagaimana lingkungan keluarga yang baik sehingga tercipta lingkungan yang nyaman dan sehat. Diharapkan dengan memberikan contoh perilaku, keluarga bisa memahami dan menanamkan nilai tentang menata lingkungan yang baik dan diharapkan juga dapat disusul dengan perubahan perilaku di rumah. Berikut hasil praktikum saya di rumah Ibu Oong yang berlokasi di Jalan Raya Semplak, Atang Sandjaja, Bogor.



Keluarga ibu oong tinggal di sebuah rumah kecil di daerah semplak, atang sandjaja bogor. ibu oong bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sekitar daerah semplak. Beliau bekerja dari jam 07.00-14.00 wib. Ibu oong tinggal bersama suaminya, ayah kandung ibu oong, dan kedua anaknya. Suaminya bekerja sebagai penggali sumur. Ayahnya walaupun sudah tua tapi masih menarik becak di sekitar taman topi. Anaknya duduk di bangku sma kelas 2 dan madrasah ibtidaiyah.
Rumah ibu oong sudah permanen. Temboknya tersusun dari batu bata yang sudah diplester dan dicat pada dinding bagian ruang tamu dan bagian luar rumah, tetapi dapur dan kamar mandi belum diplester. Warna dinding luar rumah adalah orange. Di teras rumah terdapat sebuah bangku rotan sederhana. Halaman depan rumah dijadikan lahan untuk menjemur pakaian akibat keterbatasan lahan, sehingga mengganggu pandangan. Handuk yang sudah dipakai tidak dijemur, tetapi hanya digantungkan di tiang jemuran. Di halaman depan rumah juga ditemukan sampah yang berserakan. Penanganannya adalah dengan memindahkan jemuran ke lahan lain, atau jika tidak ada lahan lagi, pakaian yang dijemur harus dirapikan ketika menjemur, agar tidak terlalu merusak pandangan. Sampah yang ada di depan rumah seharusnya di buang di tempat sampah dan setelah menyapu rumah, sampahnya bukannya dibuang ke halaman, tetapi di buang ke tempat sampah.
Warna dinding ruang tamu adalah warna lembut, sehingga suasana di ruang tamu cukup nyaman. Di ruang tamu terdapat sebuah meja,  sebuah kursi kayu panjang, dan sebuah lemari untuk meletakkan televisi. Diatas lemari dan meja tamu terdapat buku dan dvd yang berserakan, karena anak-anak ibu oong yang biasanya belajar di ruang tamu tidak merapihkan kembali buku dan dvd yang sudah dipakai. Penanganannya adalah dengan merapihkan buku dan dvd kedalam rak lemari, sehingga lemari tampak rapi. Kemudian agar adanya penambahan nila estetika, meja tamu di beri taplak meja.
Ruang dapur terdapat sebuah kompor yang dipakai setiap hari. Kondisi kompor tidak bersih karena ada sisa tumpahan makanan diatasnya. Terdapat juga panci dan kuali yang berisi masakan diatasnya. Penanganan masalah ini seharusnya setelah memasak, panci dan kuali yang sudah dipakai langsung dibersihkan dan disimpan di tempatnya. Kemudian makanan yang sudah dimasak dipindahkan ke wadah. Kebersihan kompor juga harus dijaga agar kompor tahan lama dan tidak cepat rusak. Kompor yang tidak bersih akan mempengaruhi kualitas makanan yang  dimasak.
Kesimpulan :
Jadi, berdasarkan empat proses transaksi yang melandasai proses ekosistem, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.    Perceiving : proses transaksi keluarga dan konsekuensinya terhadap kualitas keluarga perlu diarahkan agar keluarga menjadi lebih baik dalam mempersepsikan suatu hal, agar keluarga dapat memahami bagaimana bersikap terhadap suatu hal agar tidak terjadi masalah.
2.   Valuing : perlunya penanaman nilai mengenai masalah lingkungan, sehingga diharapkan timbulnya perilaku yang sesuai dengan nilai tersebut.
3.     Spacing : kondisi rumah sesak dan padat karena sangat berdekatan dengan rumah tetangga lain, sehingga lahan menjadi terbatas. Faktor ekonomi juga mempengaruhi daya beli lahan.
4.     Deciding : proses transaksi keluarga dan konsekuensinya terhadap kualitas keluarga perlu diarahkan agar perilaku keluarga menjadi lebih baik, sehingga terciptanya lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan sehat baik internal maupun eksternal.

 

Senin, 30 September 2013

Perilaku Konsumen dengan Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc

AULIA RAHMI
I24120109
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id
Selasa, 24 September 2013

Ada yang sudah pernah melihat cover buku diatas? Atau mungkin sudah pernah membaca bukunya? Buku tersebut adalah buku wajib mata kuliah Perilaku Konsumen bagi Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian Bogor karya dosen kece Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Kelas untuk mata kuliah perilaku konsumen diadakan setiap Selasa untuk semester ini. Sejak pertemuan pertama perilaku konsumen, saya mengira bahwa kami akan diajarkan oleh Prof. Ujang, tetapi Beliau ternyata masuk pada pertemuan ketiga. Pada pertemuan kemarin, Pak Ujang membahas materi tentang Proses Belajar Konsumen dan Pengetahuan Konsumen.

Proses belajar konsumen ini merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan dan pengalaman pembelian dalam konsumsi yang akan ia terapkan pada perilaku yang terkait pada masa datang. Pemasar perlu memahami bagaimana konsumen belajar, karena pemasar berkepentingan untuk mengajarkan konsumen bisa mengenali iklan produknya, mengingatnya, menyukai dan membeli produk yang dipasarkannya. 

Pada pertemuan ini ada pembahasan yang menarik perhatian saya mengenai strategi pemasaran, dimana ada tiga cara yaitu dengan mengembangkan respon baru, mencegah respon yang tidak dikehendaki dan memfasilitasi renspon. 

Dalam mengembangkan respon baru, model sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan berbagai penggunaan produk baru. Lalu, untuk mencegah respon yang tidak dikehendaki, pemasar dapat menggunakan model yang sesuai dengan iklan agar imagenya baik. Sedangkan memfasilitasi respon dengan cara model memperagakan produk sehingga daya tarik konsumen untuk bisa meniru model tersebut.

Nah, sekian sedikit uraian yang dapat saya ceritakan tentang pertemuan ini, semoga bermanfaat. 
Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi blog http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id